Thursday, February 4, 2016

Fokus di IoT, Mozilla 'Matikan' Firefox OS

Leave a Comment

Para OS (Operating System) developer sekarang berlomba-lomba untuk menciptakan sistem operasi terbaik untuk perangkat mobile. Namun dominasi raksasa seperti Apple dengan iOS, Alphabet dengan Android, dan Microsoft dengan Windows Phone sulit untuk ditandingi. Dari segi inovasi mungkin dapat bersaing, namun pemasaran juga menentukan kelanjutan dari OS tersebut. Hari ini Mozilla secara resmi mengumumkan bahwa Firefox OS, sistem operasi untuk mobile yang mereka kembangkan akan segera dihentikan pengembangannya setelah versi 2.6.

Firefox OS pada awalnya diharapkan dapat mampu bersaing di pasar sebagaimana open-source OS lainnya seperti Android, Ubuntu Mobile, dan Cyanogen OS. Setelah proyek pengembangannya dihentikan Mozilla juga mengumumkan akan merilis produk baru sebagai penggantinya. Namun para pengguna OS ini tidak perlu cemas karena akan tetap dapat mengakses layanan hingga 2017.


Alasan lain penghentian project Firefox OS disampaikan oleh pihak Mozilla, bahwa mereka sedang fokus pada pengelolaan energi dan sumber daya untuk menghadirkan kekuatan web pada IoT (Internet of Thing).


Tindakan Mozilla ini mendapat reaksi penolakan dari beberapa developer, mereka mengatakan bahwa Mozilla melakukan sebuah tindakan tidak jelas dan kurang menghargai usaha para developer dalam mengembangkan Firefox OS. (ka)

Sumber : 
Read More

Thursday, October 8, 2015

Algoritma SHA-1 Harus Segera "Dimatikan"

Leave a Comment

Penggunaan algoritma hash SHA-1 sepertinya akan segera berakhir, algoritma yang sudah digunakan selama dua dekade terakhir ini dianggap sudah tidak aman lagi.
Algoritma SHA-1 adalah salah satu algoritma hash yang diciptakan oleh NSA (National Security Agency), badan keamanan Amerika, pada tahun 1995, merupakan akronim dari Secure Hash Algoritm 1. SHA-1 dapat dikenali dengan ciri yaitu hexadesimal sepanjang 40 digit. SHA-1 merupakan generasi ke dua dari algoritma SHA, sampai saat ini sudah ada algoritma hash penerusnya yaitu SHA-2 yang sama-sama dikembangkan oleh NSA, dan SHA-3 yang dikembangkan oleh peneliti independen.
Collision Attack

Collision Attack
Dalam kriptografi ada sebuah metode untuk menemukan dua inputan berbeda yang akan menghasilkan hash yang sama, metode ini dinamakan Collision Attack. Ilmuan dari Centrum Wiskunde & Informatica  Belanda, Inria Perancis, dan Nanyang Technological University Singapore, mempublikasikan sebuah paper yang menyatakan bahwa SHA-1 sudah rentan terhadap collision attack. Hal ini diduga diakibatkan semakin majunya spesifikasi perangkat komputer untuk melakukan collision attack. Namun temuan ini tidak akan menyebabkan efek instan terhadap keamanan penggunaan SHA-1.

Berganti ke SHA-2/SHA-3
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi dengan penggunaan SHA-1 lebih lanjut, ilmuan menyarankan untuk secara perlahan mulai melakukan migrasi ke algoritma yang lebih baru yaitu SHA-2 atau SHA-3. Migrasi ini tentu akan membutuhkan perencanaan yang matang sehingga sebaiknya dilakukan secara bertahap.

Sumber : The Hacker News
Read More

Saturday, October 3, 2015

AdBlock "diblok" NSA?

Leave a Comment


Web dengan trafik kunjungan yang tinggi tetapi tidak memasang space iklan memang agak sedikit aneh, karena semua tahu bahwa iklan yang dipasang menawarkan keuntungan yang besar. Belakangan pemilik laman blog atau web berlomba-lomba untuk memasang iklan di laman webnya, sehingga kadang tujuan utama blog untuk sharing informasi teralihkan demi meraup keuntungan dari iklan. 

Logo AdBlock
Bagi sebagian orang iklan juga menjadi sesuatu yang sangat annoying, sehingga kadang mereka menerapkan berbagai cara untuk menghilangkan iklan saat browsing di internet. Satu metode yang populer adalah dengan memasang ekstensi atau plugin AdBlock di browser, cara ini cukup ampuh sehingga laman web yang dikunjungi menjadi bebas dari iklan yang mengganggu.

Masa nyaman para pengguna AdBlock mungkin akan segera berakhir, sebelumnya pernah diberitakan sebelumnya bahwa Google berniat melobi pihak AdBlock untuk tidak melakukan blok terhadap konten iklan dari Google. Bahkan Google berniat memberikan "sanksi" bagi pengunjung Youtube yang menggunakan ekstensi ini.
NSA
Hal mengejutkan adalah baru saja diumumkan oleh AdBlock melalui popup messagenya, bahwa mulai sekarang AdBlock akan berpartisipasi dalam program "Acceptable Ads". Tidak hanya itu Michael Gundlach, pemilik AdBlock menyatakan telah menjual AdBlock dan tidak menyebutkan kepada siapa dia menjualnya. Banyak yang berpekulasi bahwa yang melakukan pembelian adalah pihak NSA, badan keamanan nasional Amerika. 

Read More

Friday, October 2, 2015

Resmi, Mulai Hari Ini Google Menjadi Alphabet

Leave a Comment

"G Is For Google; As Of Now, Alphabet Is For Everything Else." (G untuk Google; Dari sekarang, Alphabet untuk semua yang Lainnya). Begitulah kira-kira judul berita dari laman situs berita online Forbes.


Sundar Pichai
Beberapa jam yang lalu Google secara resmi mengumumkan berubah menjadi Alphabet, setelah menutup pasarnya pada hari jum'at. Bukan hal yang terlalu mengejutkan memang karena beberapa waktu yang lalu secara resmi Lary Page, mantan CEO Google mengumumkan bahwa Google akan dibawahi sebuah perusahaan bernama Alphabet. Dalam kesempatan yang sama Lary mengumumkan pengunduran dirinya sebagai CEO Google, dan menunjuk CEO baru, Sundar Pichai yang memang bukan orang baru di Google.


Apakah pengumuman ini ada kaitannya dengan kejadian tersedianya domain Google.com beberapa waktu lalu? Kalau anda belum tahu beritanya silahkan baca di sini.

Setelah pengumuman resmi ini maka kepemilikan mesin pencarian Google, Youtube, dan Android sepenuhnya menjadi milik Alphabet. Pengumuman ini sebenarnya tidak terlalu membingungkan, mudahnya ini sama halnya dengan Google berganti nama menjadi Alphabet.

Keputusan Google belakangan ini memang menjadi perhatian banyak pihak, entah itu akan membuat bisnis mereka semakin berkembang atau malah menghambat, tidak ada yang tahu.

Sumber: CNN Money, Forbes, Business Insider Indonesia
Read More

Thursday, October 1, 2015

Domain Google.com Bisa Dibeli dengan Hanya 12 USD

Leave a Comment
Kejadian menarik terjadi beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada 29 September 2015. Sanmay Ved, seorang karyawan Amazon --dan juga merupakan mantan karyawan Google--menemukan bahwa domain Google.com berstatus "available" untuk dibeli dengan harga hanya 12 USD (atau jika di konversikan ke rupiah saat ini sekitar Rp.170.000). Dan lucunya lagi Ved menemukan hal unik tersebut pada situs Google Domain sendiri.

Setelah berhasil membeli domain Google.com tersebut, Ved memposting kejadian aneh yang dialaminya ini pada akun Linkedin-nya dan lansung menjadi booming.

Sanmay Ved memposting di akun Linkedin-nya


Kejadian ini cukup aneh karena menimpa perusahan adidaya semacam Google. Entah karena Google lupa untuk memperbaharui ownership domainnya sendiri atau ada bug pada domain google masih menjadi spekulasi para nettizen. Untuk saat ini Ved telah melaporkan kejadian ini kepada pihak Google dan telah ditindaklanjuti.

Sumber: The Hacker News, Linkedin, Hacoder 
Read More